MENGUBAH SAMPAH MENJADI MEDIA PEMBELAJARAN
Nur Widhi Hastuti,S.Pd
Guru IPA SMP Negeri 2 Wonogiri
Pembelajaran Jarak Jauh dimasa pandemi
memberikan tantangan tersendiri bagi guru maupun siswa. Pembelajaran ini
menantang guru untuk kreatif dalam membuat media pembelajaran. Peranan media
atau alat peraga menjadi sangat penting untuk memberikan pengalaman yang
kontekstual terhadap siswa. Hamid Sholeh (2014:149)
menyatakan bahwa media adalah alat penghubung antara guru dan siswa. Media
adalah penyampai pesan dan informasi. Sehingga peran media sangatlah penting
pada proses pembelajaran. Media Alat peraga mampu memperkecil obyek yang besar
sehingga bisa ditampilkan dalam kelas, dan mampu memperbesar atau memperjelas
obyek kecil yang sulit dilihat oleh mata secara langsung. Contohnya adalah sel
darah, virus, bakteri atau penampang melintang struktur tubuh tumbuhan.
Struktur tubuh tumbuhan adalah salah satu
materi yang dipelajari di kelas VIII SMP. Pada materi ini, siswa mengamati
struktur tubuh tumbuhan secara langsung menggunakan mikroskop. Masalah yang
muncul adalah belum tercapainya indikator membandingkan dan membedakan jaringan
dasar penyusun akar dan batang tumbuhan. Ketidaktercapaian
indikator tersebut disebabkan karena kurang terampil dalam pengamatan
mikroskop, mikroskop tidak terhubung dengan LED, jumlah mikroskop yang tidak
memadai, pengamatan tidak cermat, dan struktur jaringan tumbuhan tampak rumit
bagi siswa. Solusi bagi guru adalah menggunakan media pembelajaran atau alat
peraga.
Salah satu inspirasi pembuatan media yang
mudah murah meriah adalah dengan pemanfaatan sampah. Sampah yang yang sering
kita temuai sehari-hari dalam jumlah banyak adalah sedotan dan kertas. Kedua
sampah ini dapat kita gunakan sebagai bahan dasar pembuatan media pembelajaran
atau alat peraga.
Berikut ini adalah salah satu media yang bisa
kita buat dengan bahan dasar kertas dan sedotan untuk materi Struktur Tubuh
tumbuhan khususnya penampang melintang akar, batang maupun daun.
Alat dan bahan yang perlu disediakan dalam
pembuatan alat peraga ini adalah :
Kertas bekas yang sudah dipotong memanjang
dengan lebar kurang lebih 0,5 -1 cm, cuter/gunting, lem, kardus, atau kaleng
mika bekas roti kering.
Cara
pembuatan alat peraga penampang melintang akar atau batang ini adalah:
1. Pertama kertas bekas
yang sudah kita potong dengan lebar 0,5 – 1 cm, digulung dengan lem membentuk
gulungan bulat. Teknik ini disebut paper
quiling atau seni menggulung kertas. Kita bisa menggunakan bentuk gulungan
kertas yang berbeda untuk membedakan lapisan jaringan, atau menggunakan warna
yang berbeda.
Berikut ini adalah bermacam-macam bentuk paper quiling
2. Guntinglah kardus,
kemudian bentuk mendadi tabung dengan ukuran pendek.
3. Tempelkan paper
quiling sesuai dengan penampang melintang struktur tubuh tumbuhan yang kita
inginkan.
4. . Selain kardus, kita
juga bisa memanfaatkan toples mika bekas kue lebaran yang tidak banyak
dimanfaatkan.
5. Alat peraga struktur
tubuh tumbuhan menggunakan paper quiling dan sedotan
Dengan pembuatan alat
peraga ini dapat kita bandingkan perbedaan penggunaan alat peraga menggunakan paper quiling dengan charta.
Selain guru yang
membuat alat peraga, siswa juga bisa kita ajak aktif dalam pembelajaran dengan
membuat penampang melintang akar maupun batang tumbuhan dengan kertas dan
sedotan sesuai dengan kreatifitas mereka. Berikut ini adalah karya siswa dalam
pembuatan alat peraga dengan memanfaatkan sampah atau barang tidak terpakai.
Pada materi struktur tubuh tumbuhan, media paling baik bagi siswa adalah pengamatan jaringan secara mikroskopis, namun apabila siswa mengalami kesulitan dalam identifikasi jaringan, maka alat peraga ini bisa menjadi solusi. Semoga tulisan ini mampu memberi inspirasi dan memberi stimulus bagi bapak ibu guru untuk berkreasi dalam memajukan dunia pendidikan serta menjaga kebersihan lingkungan.
0 komentar:
Posting Komentar